Car Free Day di Pontianak
Jika sejenak menghampiri kawasan Jalan Pontianak pada Minggu pagi, tepatnya di ruas Jalan MT Haryono dan Jalan Ahmad Yani, tentu ada pemandangan lain dibandingkan dengan hari biasa. Kawasan yang biasanya penuh dengan kemacetan, kebisingan, dan polusi udara dari kendaraan, mendadak mulai jam 05.30 hingga 08.30 menjadi arena yang bebas kendaraan dan tergantikan dengan masyarakat yang memenuhinya dengan beragam aktivitas.
Setelah melalui beberapa kali uji coba, akhirnya acara Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor diresmikan oleh Wali Kota Pontianak, Sutarmidji pada 7 Februari 2010 di GOR Pangsuma Pontianak. Kegiatan tersebut merupakan gagasan dari Pemkot Pontianak. Launching Car Free Day di Pontianak juga dimeriahkan dengan atraksi terjun payung dan sebenarnya warga Pontianak patut berbangga karena merupakan acara Car Free Day yang pertama kali dilakukan di luar pulau Jawa.
Car Free Day merupakan budaya baru bagi warga Pontianak. Kegiatan ini mendapat sambutan yang antusias dari warga, terbukti dari banyaknya warga menghadirinya. Sejak pukul 05.30 WIB, warga Pontianak mulai memenuhi ruas Ahmad Yani untuk berbagai kegiatan. Masyarakat memanfaatkan ruang bebas asap kendaraan tersebut untuk jogging, bersepeda, bermain capoeira, bersepatu roda, ber-skate boarding, otopet, atau sekadar jalan-jalan santai, bahkan ada yang membawa hewan peliharaannya. Kegiatan Car Free Day juga menjadi ajang kreatifitas dengan unjuk gigi oleh sejumlah cyclist, skateboardist, dan pemain sepatu roda untuk ber-freestyle. Pemilik sepeda unik juga ada yang membawa sepedanya dalam kegiatan Car Free Day ini.
Car Free Day diberlakukan sebagai agenda rutin setiap Minggu. Ruas jalan yang kosong dan dengan adanya rindang pepohonan makin menambah suasana segar di pagi hari. Pada pelaksanaannya, kawasan ini berubah menjadi kawasan yang benar-benar bebas kendaraan, tak hanya kendaraan pribadi yang tidak diperbolehkan melewati jalan itu, kendaraan umum pun mendapat perlakuan yang sama. Sehingga terjadi penutupan jalan dan pengalihan arus lalu lintas. Car free day diharapkan bisa menjadi upaya untuk mengurangi polusi udara di Kota Pontianak yang mulai bertambah seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor.
Program yang Terbukti dalam Pengurangan Polusi Udara
Sebenarnya, ada beberapa upaya pemerintah dalam menerapkan program-program guna mengurangi pencemaran udara. Namun program yang sudah ada ternyata belum bisa memberikan suatu perubahan yang begitu besar. Untuk lebih jelasnya, dapat kita bandingkan program yang berpengaruh besar terhadap pengurangan pencemaran udara. Ada empat hal yang dilakukan yaitu : pengurangan kendaraan, uji emisi, jalur hijau, dan penanaman pohon.
Hasilnya bisa dilihat pada Indeks Pengurangan Pencemaran Udara di bawah ini :
Sumber : Walhi Jakarta
Terbukti pada program pengurangan kendaraan, ternyata mempunyai 60% pengaruh terhadap dampak polusi yang cukup tinggi, alasannya 70% faktor utama penyebab polusi adalah dari kendaraan bermotor.
Manfaat Car Free Day
Utamanya, kegiatan Car Free Day adalah penutupan jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Untuk memanfaatkan ruang jalan yang ditutup maka dilakukan berbagai kegiatan seperti petunjukan kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga, lomba-lomba, parade sepeda dan kegiatan festival jalanan lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan suasana yang berbeda pada kota. Melihat kegiatan Car Free Day yang banyak diminati oleh masyarakat kota, Car Free Day juga memberikan manfaat banyak dan berdampak pula untuk menurunkan pencemaran polusi udara.
Selain menurunkan tingkat pencemaran polusi udara, Car Free Day juga mempunyai memberikan aura positif terhadap masyarakat. Pada dasarnya Car Free Day adalah kampanye pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, agar mengalihkan untuk menggunakan transportasi umum dan upaya-upaya perbaikan serta peningkatan kualitas udara. Sehingga melalui pelaksanaan Car Free Day akan dapat mengurangi pencemaran udara di lokasi pelaksanaan dan meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa penggunaan kendaraan pribadi harus dibatasi. Banyak hal-hal unik yang ditemui dalam Car Free Day, selain untuk mengurangi pencemaran udara, juga merupakan ajang bersosialisasi yang efektif, masyarakat merasa senang karena mempunyai sarana olahraga yang memadai dan menjadi pusat perhatian masyarakat. Disini pula berkumpul berbagai komunitas-komunitas.
Jika diteliti, cukup jarang para pengendara motor yang mengetahui bahwa timbal yang ada pada bensin dapat mengakibatkan kanker otak, polusi juga dapat memengaruhi perilaku sosial melalui efek fisiologis atau psikologisnya. Polusi juga dapat menurunkan sensitivitas sosial dan aktivitas sosial karena orang menjadi cenderung malas keluar rumah dan melakukan rekreasi luar ruangan, polusi juga dapat menyebabkan agresivitas sehingga masyarakat lebih sering emosional.
Selain itu, sebagai sarana kesehatan jasmani yang bebas polusi, Car Free Day juga sebagai media untuk ajang bersosialisasi dengan teman maupun keluarga. Olahraga yang terdapat dalam Car Free Day seperti jogging, bersepeda, sosialisasi, dan lainnya merupakan budaya berolahraga baru bagi masyarakat.
Penutupan jalan untuk kawasan Car Free Day mempunyai dampak yang signifikan terhadap pengurangan pencemaran udara, dengan berkurangnya kendaraan yang melintas maka berkurang juga tingkat kadar Carbon Monoksida, Nitrogen Monoksida, debu, gas polutan dan timbal. Sehingga Car Free Day dipandang upaya yang sangat efektif dalam pengurangan tingkat pencemaran udara suatu kota. Untuk mengetahui hasil yang lebih nyata, kegiatan ini perlu dilengkapi dengan pengukuran kualitas udara dan kualitas suara serta lalu lintas kendaraan selama dan sesudah pelaksanaan Car Free Day. Hasil pengukuran akan menjadikan advokasi kebijakan dan kampanye pentingnya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi demi terciptanya Pontianak sebagai Kota Sehat 2010.
Yang tak kalah pentingnya di balik kegiatan Car Free Day ini adalah diharapkan masyarakat bisa mengetahui, mengerti dan memahami sehingga kemudian sadar terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup di masa mendatang. Semoga Car Free Day yang dilakukan berhasil mewujudkan Pontianak sebagai Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan.** (dari berbagai sumber)
Laili Fitria, mahasiswa peduli lingkungan