Waktu Lomba Karya Tulis & Kontes Logo Beleter

Sabtu, 28 Agustus 2010

Pengaplikasian SASA (Sadar Sampah) Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup di Kota Pontianak, Kalimantan Barat

PENULIS: Sadam Thaibin

Lingkungan hidup merupakan keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup. Sedangkan menurut UUD No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, mendefinisikan lingkungan hidup sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya ( Danaria’s, Ukas, 2009 ).

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta mengatakan bahwa indeks kualitas pulau Kalimantan menempati posisi yang mengkhawatirkan yaitu berada pada posisi kedua paling bawah dari enam pulau besar di Indonesia setelah pulau jawa, yaitu : Papua (75,29%), Sulawesi (73,66%), Bali dan Nusa Tenggara (68,96%), Sumatra (64,53%), Kalimantan (62,01%) dan jawa (53,50%). Sedangkan indeks kualitas lingkungan hidup di pulau Kalimantan, berdasarkan data tahun 2008 menempatkan Kalbar pada posisi paling atas yakni : Kalbar (73,40%), Kaltim (59,82%), Kalsel (46,90%) dan Kalteng (46,01%). (Anonim, 2010).

Lingkungan ini bisa terganggu apabila adanya campur tangan manusia yang dilakukan secara berlebihan. Sehingga dapat mengakibatkan keadaan alam yang tidak seimbang yang dapat merubah sifat dan unsure lingkungan yang ada disekitarnya. Salah satunya yang marak diperbincangkan di Indonesia khususnya di Kalimantan Barat yaitu masalah sampah. Karena sampah merupakan penyebab utama terjadinya polusi yang dapat merusak lingkungan, baik polusi udara, tanah, maupun air.

Permasalahan sampah ini menjadi pusat perhatian dan menjadi kendati terus menerus yang dikeluhkan mayarakat kota Pontianak Kalimantan Barat dan hingga saat ini belum terpecahkan secara tuntas. Hal ini dapat dilihat pada sampah yang tersebar di seluruh penjuru kota pontianak, yang setiap harinya tidak dapat diangkut petugas kebersihan yaitu sebanyak 108,9 ton. Setiap hari sampah yang diproduksi masyarakat berkisar 330-420 ton. Hal itu meliputi sampah organic 83% sedangkan sampah anorganik 17%. Dari total sampah tersebut yang dapat diangkut hanya 221,1ton per hari ( Kompas, 2001)

Berbagai macam solusi yang sudah ditawarkan kepada masyarakat diantaranya:
  1. Composting, yaitu sampah organic yang diolah menjadi kompos atau pupuk. Tersedia beberapa teknik percepatan proses degradasi/penguraian sampah organik. Teknologi ini diterapkan hanya untuk sampah organik, sehingga diisyaratkan adanya pemilihan sampah.
  2. Insinerasi (pembakaran sampah didalam incinerator), Dalam konteks pembakaran sampah kota atau biasa disebut sampah domestik tidak dipersyaratkan pemilihan terlebih dahulu. Tujuan insinerasi adalah mengurangi volume sampah dengan cepat dan drastik.
  3. Daur ulang (Recycling), Prinsipnya adalah menjadikan smpah anorganik sebagai bahan baku yang diolah menjadi barang baru kembali seperti melebur logam, plastik, kaca atau menjadikan sampah kertas menjadi bubur kertas (Pulp). Jelas terlihat bahwa harus dilakukan seleksi dan pemilihan sampah terlebih dahulu sesuai dengan jenis barang masing-masing. Disinilah peran para pemulung memilih sampah yang memiliki nilai ekonomis, meskipun peran ini hnya mampu mengurangi 10% saja dari total volume sampah domestik.
Namun faktanya permalahan sampah masih belum teratasi secara tuntas, sampah masih berserakan di sudut perkotaan maupun jalan. Oleh karena itu mau tidak mau solusi yang paling ampuh adalah dengan menerapkan sasa (sadar sampah). Dalam hal ini peran masyarakat sangat menentukan dalam menangani permasalahan sampah untuk meningkatkatkan kualitas ligkungan hidup khususnya di kota Pontianak Kalimantan Barat. Hal ini kembali lagi dalam kepribadian masing-masing akan kesadaran mengenai dampak sampah tersebut bagi lingkungan yang juga dapat mempengaruhi kesehatan. Ada beberapa cara untuk menerapkan sasa yaitu :
  1. Mengadakan suatu penyuluhan kepada masyarakat mengenai dampak sampah bagi lingkungan mapun kesehatan.
  2. Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai dampak sampah tersebut, masyarakat harus sedikit demi sedikit untuk mengurangi atau memanfaatkan sampah mnjadi yang bernilai ekonomis, seperti di jadikan suatu kerinan tangan yang bernilai seni, menarik dan bermanfaat.
  3. Mengurangi sampah dan membanu petugas kebersihan lingkungan dengan serta membuat bak sampah sendiri dengan memisah sampah organik maupun anorganik. Sehingga memudahkan petugas untuk mengangkut serta memindahkan smpah tersebut untuk diproses lebih lanjut.
Oleh karena itu dengan menerapkan sasa kita dapat mengurangi sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan bahkan dengan sasa juga dapat meningkatkan indeks kualitas linkungan hidup khususnya di kota Pontianak Kalimantan Barat.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2009. Apa sih Penyebab Kerusakan Lingkungan?. http://sayangi-bumi- kita.blogspot/ ,diakses 25 Agustus 2010: Pontianak.


Anonim. 2010. Rapat Koordinasi Lingkungan Hidup. http://Kalbar.go.id/ , diakses 16 Agustus 2010: Pontianak


Danaria’s, Ukas. 2009. Definisi Lingkungan Hidup. http://yukez.wordpress.com/ , diakses 19 Agustus 2010: Pontianak.


Kompas. 2001. Tiap Hari 108,9 Ton Sampah di Pontianak Tak Terangkut. http://www.kompas.com/ , diakses 25 Agustus 2010: Pontianak.

0 komentar:

Posting Komentar