Waktu Lomba Karya Tulis & Kontes Logo Beleter

Selasa, 31 Agustus 2010

Penggunaan Septic Tank Terapung Komunal untuk Meningkatkan Sanitasi Lingkungan dan Perekonomian Masyarakat di Pesisir Sungai Kapuas

 PENULIS: Jamaludin

Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia yang terletak di Kalimantan Barat. Sungai ini banyak memberikan manfaat dengan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya dan sungai ini mengalir sepanjang tahun tanpa hentinya. Sungai Kapuas melintasi beberapa kabupaten dan kota di Kalimantan barat diantaranya Kabupaten Kapuas Hulu, Nangan Pinoh, Sintang, Sekadau, Sanggau, Landak, Kubu Raya dan kota Pontianak. Daerah-daerah yang dilintasi inilah yang dapat menikmati potensi sungai Kapuas sekaligus penentu kelesterian sungai ini. 

Bermukim di pesisir sungai sudah merupakan tradisi sejak zaman dahulu kala. Hal ini juga terjadi di pesisir sungai Kapuas. Sungai ini memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Kalimantan Barat khususnya mereka yang tinggal di pesisir sungai. Selain sebagai sarana transportasi, sungai Kapuas juga merupakan tempat mata pencarian bagi nelayan dan sumber air baku PDAM. Air sungai Kapuas juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti mandi, mencuci, bahkan ada juga yang memanfaatkan sebagai sumber air minum. Di sisi lain, sungai Kapuas juga merupakan tempat pembuangan limbah dari aktifitas manusia seperti limbah industri, limbah rumah tangga, bahkan kotoran manusia atau tinja yang dibuang secara langsung ke badan air karena tidak memiliki fasilitas septic tank (tangki septik).
Sebagian besar masyarakat pinggir sungai tidak memiliki jamban yang disertai dengan septic tank bahkan ada juga yang buang air besar sembarangan (BABS) karena tidak memiliki jamban. Hal ini merupakan salah satu penyebab pencemaran pada badan air sungai Kapuas. Indikator yang menunjukkan bahwa suatu badan air tercemar dengan tinja manusia yaitu hadirnya bakteri kolifom salah satu contohnya yaitu Escherichia Coli atau dikenal dengan e-coli. Bakteri ini dapat menyebabkan diare bahkan anemia berat atau gagal ginjal, yang dapat mengakibatkan kematian. Apabila kondisi ini terus dibiarkan, maka sanitasi masyarakat pesisir yang menggunakan air sungai Kapuas secara langsung akan terus menurun. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak tersedianya fasilitas septic tank. Selain faktor ekonomi, tidak tersedianya lahan untuk menempatkan septic tank juga merupakan faktor yang menyebabkan sebagian besar masyarakat pesisir sungai membuat jamban tanpa tangki. Lahan yang tersedia untuk penempatan septic tank semakin padat untuk pemukiman penduduk. Untuk itu dibutuhkan suatu modifikasi atau inovasi dari septic tank yang dapat didunakan masyarakat pesisir sungai dengan kondisi tersebut. 

Konsep septic tank terapung komunal merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan di atas. Septic tank terapung memiliki prinsip kerja yang sama dengan septic tank pada umumnya yaitu tinja manusia diproses dengan anaerob atau tanpa membutuhkan oksigen. Perbedaannya hanya terdapat pada bahan dan bentuk septic tank. Bahan yang digunakan berupa PVC yang sering digunakan PDAM untuk pipa distributor. Alasan memilih bahan ini karena dapat bertahan hingga 25 tahun bahkan lebih. Bentuknya tetap seperti tabung namun sedikit dimodifikasi untuk penampungan padatan. Keunggulan septic tank ini yaitu ditempatkan di dalam air sehingga tidak membuthkan lahan didarat. Septic tank ini bersifat fleksibel dengan pasang surut air sungai, artinya selalu mengikuti ketinggian air. Dengan menyesuaikan dimensi, tangki ini sangat efektif bila digunakan untuk pemakaian secara komunal. Dimensi septic tank dapat dihitung dengan analisa jumlah pemakai dan waktu ritensi. Apabila digunakan untuk 100 orang dengan rata-rata libah yang di buang 125 liter/orang/perhari dan waktu ritensi 3 hari, maka dimensi septik sebesar 50 m3.

Desain septic tank terapung berbentuk penampang lurus dengan bafer dibagian ujung dekat efluen. Waktu retensi (waktu tinggal) hanya berkisar antara 3-4 hari, setelah itu limbah cair langsung dibuang ke badan sungai. Hal ini tidak akan mencemari badan air karena kandungan limbah organiknya telah menurun sebanyak 80-90 %, yaitu semula kandungan BOD 125 mg/L turun menjadi 25 mg/L dan COD 250 mg/L turun menjadi 50 mg/L sehingga telah memenuhi baku mutu limbah yang boleh dibuang ke badan air.

Keuntungan lain yaitu produk samping dari hasil proses anaerob barupa padatan yang dapat dikonversi menjasi biogas. Padatan yang terakumulasi di bagian penampungan endapan dapat disedot dengan pompa untuk dipindahkan ke penampungan kemudian diolah untuk dikonversi menjadi biogas. Biogas yang dihaslkan dapat digunakan untuk pengganti tabungg gas elpiji rumah tangga.

Dengan menerapkan septic tank terapung komunal di pesisir Sungai Kapuas, maka sanitasi masyarakat pesisir sungai Kapuas akan meningkat. Selain itu, dengan memanfaatkan limbah padat hasil endapan tinja untuk dikonversi menjadi biogas maka secara tidak langsung perekonomian masyarakat setempat juga akan meningkat.

1 komentar:

Ray Dachi mengatakan...

terimakasih banyak artikelnya, sangat membantu. jika boleh, saya ingin meminta referensinya, apakah bisa?

Posting Komentar